 |
| Rohingya .. |
Dengan demikian, jika dikalkulasi sejak Sabtu, sedikitnya 150 orang telah meninggal. Namun, verifikasi independen untuk mengonfirmasi jumlah Muslim Rohingya yang meregang nyawa sulit dilaksanakan.
Sebab, kata Linn, pemerintah membatasi akses ke daerah tersebut. "Alasan mengapa kantor berita internasional dan kelompok-kelompok bantuan dilarang masuk ke sana karena militer berusaha menutupi apa yang mereka lakukan di sana, pembunuhan, dan hal-hal lain. Mereka berbohong," ujar dia di Bangkok, Thailand.
Hal senada disampaikan Nay San Lwin, seorang blogger yang berbasis di Eropa. Lwin telah memantau perkembangan Rohingya sejak 2012. Berdasarkan laporan dari jaringan aktivis di Rakhine, terdapat lebih dari 100 jenazah yang telah ditemukan oleh warga desa. Beberapa di antaranya tertutup oleh rumput kering atau dibakar.
Seiring meningkatnya ketegangan di Rakhine, sekitar 200 Muslim Rohingya mencoba mengungsi ke Bangladesh. Namun, menurut seorang tokoh masyarakat, penjaga perbatasan Bangladesh menggagalkan upaya tersebut.
"Kami mendengar jumlah mereka 200 orang. Kebanyakan perempuan dan anak-anak yang mencoba mencari tempat tinggal yang aman. Mereka tidak mempunyai rumah lagi," ujar salah satu pemimpin Rohingya seperti dikutip dari laman berita asal Bangladesh, Mizzima, dari sebuah kamp pengungsi di Teknaf, kota perbatasan Bangladesh.
Salah satu pengungsi, Mohammad Towhid, mengaku dia berhasil menghindari penjaga perbatasan. "Mereka (militer Myanmar) menembak mati kakak perempuan saya di depan mata saya. Saya menyembunyikan diri di bawah tumpukan kotoran sapi selama serangan itu. Saat malam tiba, saya bergegas," katanya. Ia mengaku, meninggalkan sang ibu sendirian di rumah. Belum diketahui, apakah ibunya selamat atau tidak.
Serangan terhadap Rohingya pada tahun ini merupakan yang terbesar sejak serangan medio 2012 silam. Saat itu, 100 ribu Muslim Rohingya harus rela tinggal di kamp-kamp kumuh setelah diusir dari rumah mereka. Badan PBB, UNHCR, mengoperasikan dua kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh, untuk menyediakan perlindungan dan proteksi terhadap 33 ribu pengungsi Muslim Rohingya. UNHCR juga melindungi sekitar 300 ribu sampai 500 ribu Muslim Rohingya yang belum terdaftar sebagai warga negara Myanmar.
Meskipun telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, Muslim Rohingya tetap dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Sejak saat itu pula, perhatian dunia internasional terbangun secara perlahan.
Sumber : republika.co.id
Let’s give #Love4Rohingya
Rekening Donasi :
Mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589
an.Yayasan Rumah Zakat Indonesia
*Setelah transfer mohon konfirmasi ke Agung 085729006479
Terima kasih
